Diet memang suatu kebutuhan, apalagi bagi orang yang memiliki berat badan yang berlebih, tapi jangan pernah sekali-kali memilih cara diet yang tidah aman karena akan sangat berpengaruh pada kesehatan. Sedang menjalani program diet rendah karbohidrat? Banyak wanita yang
melakukan diet ini tapi tidak mengetahui pasti bagaimana cara
menjalaninya. Daripada Anda salah sehingga bisa mempengaruhi kesehatan,
sebaiknya ketahui dulu apa yang dimaksud diet rendah karbohidrat dan
risikonya.
Menurut situs Mayo Clinic, diet rendah karbohidrat
berarti membatasi konsumsi jumlah karbohidrat yang Anda makan. Cara
membatasinya dengan memperbanyak makan protein tanpa menghilangkan
karbohidrat dari menu harian Anda.
Beberapa studi klinis juga
menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat dapat menurunkan berat badan
secara maksimal. Namun menurut ahli gizi Dr. James Hill, diet rendah
karbo dalam jangka panjang bisa merusak ginjal.
"Semua protein
yang masuk ke dalam tubuh membuat ginjal harus 'kerja keras'. Tingginya
kandungan protein karena diet ini bisa merusak ginjal. Namun jika
dilakukan dalam jangka pendek kemungkinan tidak berbahaya," ujar Dr.
Hill seperti yang dikutip dari WebMD.
Juru bicara British
Dietetic Association, Sasha Watkins menambahkan, meniadakan sekelompok
makanan hasilnya tidak pernah baik untuk kesehatan. Selain itu, diet
rendah karbohidrat akan mempengaruhi energi dalam tubuh, bau mulut,
sembelit, sakit kepala dan naiknya kolesterol.
Maka diet ini
tidak bagus dilakukan untuk jangka panjang karena sangat berpengaruh
terhadap kesehatan Anda. "Makanan yang mengandung karbohidrat penting
untuk energi, serat, vitamin, dan mineral. Jika pelaku diet menjalani
program ini dalam jangka panjang maka akan membuat berat badan mereka
kembali naik saat mulai makan karbohidrat," ujar Watkins.
Selain
itu, kekurangan karbohidrat karena asupan yang sangat sedikit (umumnya,
diet rendah karbo hanya mengonsumsi 20-30 gram karbohidrat atau setara
selembar roti tawar) juga berpotensi meningkatkan risiko osteoporosis.
Efek samping dari konsumsi protein yang berlebihan (misalnya hanya makan
telur dan dada ayam setiap hari) adalah calcium excretion. Artinya,
konsumsi protein yang tinggi meningkatkan zat asam dalam tubuh, sehingga
membuat kalsium keluar dari tulang melalui urin. Hal itu bisa
menyebabkan osteoporosis.
Oleh karena itu, Anda sebaiknya tidak
mengurangi asupan karbohidrat seperti nasi, gandum, sayuran pati atau
buah secara drastis. Biar bagaimanapun, karbohidrat tetap penting
sebagai sumber energi dan bahan bakar utama untuk fungsi syaraf. Tetap
penuhi kebutuhan akan nutrisi dengan mengonsumsi karbohidrat kompleks
yang lebih sehat, misalnya nasi merah, roti gandum, sayur dan buah.
No comments:
Post a Comment