Pernafasan adalah salah satu unsur penting yang berada pada tubuh manusia, sebenarnya sih Ceardo juga nggak seberapa ngerti sih masalah kesehatan, tapi Ceardo coba deh bikin artikelnya untuk anda semua. Bahan bakar solar diketahui sangat memerlukan kandungan sulfur. Sulfur
dipergunakan di dalam bahan bakar solar, untuk mencegah ledakan bahan
bakar atau pre-detonation sebelum solar masuk ke dalam ruang bakar.
Namun, kandungan sulfur yang terlalu tinggi atau berada pada tingkat di
atas 3.500 parts per million/ppm, dapat menyebabkan kerak di dalam mesin
diesel. Kerak yang dihasilkan oleh sulfur, tidak hanya akan terjadi
pada ruang bakar, namun juga akan terjadi pada injektor bahan bakar.
Sulfur di dalam bahan bakar solar, ibaratkan timbal yang terkandung di
dalam bensin. Sehingga sulfur juga sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia.
Kerak yang terjadi karena sulfur yang berlebihan akan
menyebabkan pembakaran yang tidak sempurna. Pembakaran yang tidak
sempurna ini, jelas akan sangat mengganggu pernafasan manusia. Bahaya
dari tingkat polusi yang tinggi pada kehidupan dan kesehatan manusia.
Telah dibuktikan oleh Negara Iran yang merupakan Negara penghasil polusi
udara tertinggi di dunia.
Di awal 2013 ini, aktivitas pendidikan dan juga bisnis di Teheran lumpuh
total selama tiga hari akibat kabut asap polusi udara. Perintah
penutupan bisnis dan juga pendidikan dari Gubernur dikeluarkan dan
berlaku hingga hari Sabtu tanggal 5 Januari 2013 yang lalu. Penutupan
aktivitas di Teheran ini adalah yang kedua kalinya diberlakukan oleh
pemerintah kota tersebut.
Penutupan aktivitas ini tentu saja merupakan buntut panjang dari
pencemaran udara akibat pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna.
Keputusan ini terpaksa diberlakukan, walaupun akan mengakibatkan pada
kehidupan dan juga ekonomi Teheran. Namun, hal ini diberlakukan demi
mengurangi polusi yang jelas mengancam kesehatan masyarakat Teheran.
Langkah ini juga sempat dicetuskan oleh Mantan Menteri Kesehatan Iran,
Marzieh Vahid Dastjer, beliau mendesak masayarakat Teheran untuk
meninggalkan kota tersebut pada 3 Desember 2012.
Iran yang begitu mengandalkan produksi bahan bakar dalam negeri
dikarenakan diputusnya impor bahan bakar berkualitas dari Negara lain
adalah menyebab hal ini. Iran belum mampu menghasilkan bahan bakar
dengan kandungan timbal dan sulfur yang rendah. Bahan bakar yang mereka
hasilkan jauh lebih buruk dari bahan bakar yang dihasilkan oleh
Indonesia saat ini. Selain itu juga, masyarakat Iran banyak menggunakan
mobil tua yang sistem pembakarannya sangat buruk.
Bukanlah Teheran kota dengan tingkat polusi tertinggi di dunia. WHO,
badan kesehatan resmi PBB, merilis nama sebuah kota dengan tingkat
polusi tertinggi di dunia. WHO tidak mengangkat nama Beijing (Cina) dan
juga Mumbai (India). Melainkan Ahvaz, sebuah kota kecil di Iran. Ahvaz
memiliki tingkat polusi untuk PM 10 hingga 372 mikrogram per meter
kubik. Padahal, batas ambang maksimal polutan aman bagi kehidupan
manusia versi WHO adalah 20 mikrogram untuk PM 10.
Bila tingkat polusi sudah berada di atas batas 20 mikrogram untuk PM 10,
maka penyakit pernafasan yang serius tidak dapat dihindari lagi. WHO
mencatat, sebagian besar polutan udara di seluruh dunia berjenis
nitrogen dioksida dan sulfur dioksida. Kedua polutan ini banyak
dihasilkan oleh pembangkit listrik, industry dan kendaraang bermesin
diesel. Seperti yang kita ketahui bersama, ketiganya menggunakan bahan
bakar solar agar dapat beroperasi.
Selain Ahvaz, WHO juga menemukan bahwa ibukota Mongolia, Ulan Bator,
merupakan yang tertinggi kedua dengan rata-rata kepadatan PM 10 mencapai
372 mikrogram per meter kubik. Disusul oleh Sanandaj, masih dari Iran
dengan 254 mikrogram PM 10 per meter kubik.
Oleh karena itulah, sangat penting bagi pemerintahan di seluruh dunia
untuk membatasi kadar polutan di Negara mereka. Tingginya kadar polutan
akan terlebih dahulu dikatakan sebagai ancaman kesehatan, namun lebih
tepat disebut pengancam kehidupan manusia secara keseluruhan.
Dari begitu banyaknya penyakit yang disebabkan oleh pencemaran udara,
asma, batuk, bronchitis dan paru-paru hitam adalah penyakit yang paling
mudah terjadi saat pencemaran udara terjadi.
Selain berpengaruh pada kesehatan manusia, pembakaran yang tidak
sempurna tentu saja akan menyebabkan menurunnya performa dari mesin.
Bila kerak semakin menumpuk, maka injektor akan segera rusak. Kerak juga
akan tersisa pada celah-celah ring piston, hal ini akan membuat
pergerakan dari piston terhambat. Jika dibiarkan, maka tinggal menunggu
waktu mesin diesel berhenti berfungsi alias mogok kerja.
Padahal, bila bahan bakar solar yang bagus mengalami pengabutan pada
injektor, maka pembakaran yang dihasilkan adalah pembakaran yang
sempurna. Hal inilah yang menyebabkan pemerintah mengeluarkan keputusan
melalui Kepmen LH No. 141/2003 tentang emisi gas buang. Pada keputusan
ini, diwajibkan pabrikan otomotif untuk memproduksi kendaraan dengan
emisi rendah dan sesuai dengan standar Euro.
Keputusan ini juga diikuti oleh langkah pemerintah Indonesia dalam
mengurangi kandungan sulfur yang tersebar di seluruh pom bensin
Indonesia. Kandungan sulfur pada Solar kini telah berada ada angka di
bawah 3.500 ppm.
No comments:
Post a Comment