Tuesday 12 March 2013

Olah Jiwa Dengan Meditasi

meditasi batin,meditasi batin,meditasi mata batin,meditasi keterangan batin,meditasi indera batin,cara meditasi batin,meditasi kekuatan batin,meditasi membuka mata batin,meditasi dalam olah batin,olah batin meditasi,meditasi daya batin
Meditasi kini seakan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi kebanyakan orang, dengan bermeditasi kita bisa mengontrol jiwa sesuai kebutuhan kita. Dalam olah jiwa, meditasi adalah salah satu proses usaha untuk meningkatkan pengembangan pribadi seseorang secara total. Tidaklah semudah menyebutkannya, namun yang dapat dilakukan adalah memberi gambaran berbagai pengalaman dari mereka yang melakukan meditasi, berdasarkan pengalaman penulis bahwa meditasi dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Melihat ke dalam diri sendiri
2. Mengamati, refleksi kesadaran diri sendiri
3. Melepaskan diri dari pikiran atau perasaan yang berobah-obah, membebaskan keinginan duniawi sehingga menemui jati dirinya yang murni atau asli.
Tiga hal tersebut diatas baru awal masuk ke alam meditasi, karena kelanjutan meditasi mengarah kepada sama sekali tidak lagi mempergunakan panca indera ( termasuk pikiran dan perasaan ) terutama ke arah murni mengalami kenyataan yang asli.

pengalaman meditasi akan berbeda pada setiap orang, karena pengalaman dalam bermeditasi banyak dipengaruhi oleh latar belakang temperamen, watak dan tingkat perkembangan spiritual, serta tujuan meditasi dengan kulit atau baju kebudayaan orang yang sedang melaksanakan meditasi.
Secara umum orang yang melakukan meditasi yakin adanya alam lain selain yang dapat dijangkau oleh panca indera biasa. Oleh karena itu mungkin sekali lebih tepat jika cara-cara meditasi kita masukkan ke golongan seni olah bathin dari pada ilmu olah bathin. Cara dan hasil meditasi dari banyak pelaku olah batin dari berbagai agama besar maupun perorangan dari berbagai bangsa, banyak menghasilkan kemiripan-kemiripan yang hampir-hampir sama, tetapi lebih banyak mengandung perbedaan dari pribadi ke pribadi orang lain. Oleh karena itu kita dapat menghakimi hasil temuan orang yang bermeditasi, justru keabsahan meditasinya tergantung kepada hasilnya, umpamanya orang yang bersangkutan menjadi lebih bijaksana, lebih merasa dekat dengan Tuhan, merasa kesabarannya bertambah, mengetahui kesatuan alam dengan dirinya dan lain-lainnya.
Keadaan hasil yang demikian, sering tidak hanya dirasakan oleh dirinya sendiri, tetapi juga oleh orang-orang ( masyarakat ) di sekitar diri orang tersebut karena tingkah-lakunya maupun ucapan-ucapannya serta pengabdiannya kepada manusia lain yang membutuhkan bantuannya, mencerminkan hasil meditasinya.

No comments:

Post a Comment