sehat ideal

  • Home
  • Kesehatan
  • Tips Diet
  • Olahraga
  • Meditasi
  • Penyakit
  • Wanita

Saturday, 6 April 2013

Bahaya Tuberculosis (TBC) pada Bayi dan Anak


Bahaya TBC,bahaya tbc,bahaya tbc kelenjar,bahaya tbc tulang,bahaya tbc anak,bahaya tbc pada anak,bahaya tbc paru,bahaya tbc pada bayi,bahaya penyakit tbc,bahaya sakit tbc,bahaya obat tbcPenyakit TBC cukup menghawatirkan bagi anak, di sini Ceardo telah merangkum artikel mengenai hal tersebut, seperti berikut ini, semoga membantu yaa. Waspadai kemungkinan tuberculosis (TBC) pada bayi dan anak anda karena angka kejadian penyakit ini di negara kita masih sangat tinggi. Artinya kemungkinan anak kita terjangkit penyakit ini cukup tinggi, mengingat banyaknya sumber penularan dari lingkungan sekitarnya. Apalagi penyakit ini mudah menular melalui udara, jadi waspadalah bila di sekitar rumah kita terdapat orang dewasa yang mengidap TBC.


Gejala TBC pada Bayi dan Anak
Gejala penyakit ini pada anak agak berbeda dibanding kasus TBC pada orang dewasa. Kekebalan tubuh pada anak-anak belum berkembang sempurna, jadi anak belum bisa melokalisir infeksi TBC hanya di paru-paru sebagaimana orang dewasa. Pada anak-anak kuman TBC masuk ke paru-paru, berkembang biak, lalu menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Sehingga muncul manifestasi penyakit ini di luar paru seperti TBC tulang, TBC hati dan limpa, atau meningitis (radang selaput otak) karena kuman TBC. Karena itu batuk bukanlah gejala utama pada anak, sementara pada orang dewasa batuk kronis adalah gejala utama yang seringkali terlihat. Berikut gejala pada bayi dan anak yang patut anda waspadai:
1) Sering demam, suhu tubuh sekitar 38?C-39?C.dan sulit diredakan dengan berbagai obat penurun panas.
2) Nafsu makan turun, berat badan tidak bertambah bahkan cenderung turun.
3) Anak tampak kurang aktif dan lesu
4) Kadang-kadang disertai batuk
5) Diare kronis, diare umumnya tidak berat tapi berlangsung terus menerus dan sulit diobati dengan obat diare biasa.
Saat kuman masuk ke dalam tubuh anak, ada beberapa faktor yang berperan dalam menentukan berkembangnya TBC pada tubuh anak. Faktor tersebut adalah daya tahan tubuh anak, banyaknya kuman yang masuk, keganasan (tingkat virulensi) kuman yang masuk. Untuk memastikannya, dokter akan menganjurkan pemeriksaan Mantoux Test. Bila hasilnya positif, sebaiknya anak menjalani rontgen paru-paru untuk mendeteksi ada-tidaknya proses TBC aktif.
Anak yang menderita TBC tidak termasuk penderita yang dapat menularkan kuman TBC pada orang lain. Jadi anda tak perlu membatasi aktifitas anak anda. Anak dapat bersekolah dan bermain dengan teman-temannya seprti biasa.
Bagaimana Mengatasi TBC pada Bayi dan Anak
Sebagai upaya pencegahan, sebaiknya jangan lalai memberikan imunisasi BCG pada bayi anda di usia 1-2 bulan. Kekebalan akan terbentuk 2-3 bulan setelah penyuntikan. Imunisasi BCG termasuk dalam program imunisasi rutin pada bayi bersama dengan imunisasi untuk mencegah hepatitis B, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio, dan Campak. Pola hidup sehat juga merupakan upaya pencegahan yang perlu kiterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain memperhatikan kecukupan gizi pada anak untuk menjaga daya tahan tubuh, anda juga perlu memperhatikan kebersihan lingkungan rumah dan sekitarnya. Ventilasi dan jendela yang memungkinkan sirkulasi udara dan sinar matahari yang cukup di dalam rumah sangatlah penting. Bila bayi tinggal serumah dengan orang dewasa yang mengidap TBC, perlu dipertimbangkan memberi terapi profilaksis (pencegahan) dengan INH, sementara penderitanya menjalani paket terapi untuk menyembuhkan TBCnya.
Bila bayi atau anak anda didiagnosa mengidap TBC, dokter akan memberikan paket pengobatan yang sesuai dengan kondisi anak. Lamanya terapi minimal 6 bulan dimana obat harus diminum rutin sesuai aturan. Saat ini program pemerintah untuk menanggulangi TBC sudah tersebar merata di seluruh puskesmas, jadi anda dapat dengan mudah memperoleh paket terapi TBC. Kemungkinan kambuh setelah dinyatakan sembuh total cukup besar, untuk itu jangan lalai mengontrol kondisi anak terutama di usia rawan yaitu usia balita dan saat akil baligh.
Kepatuhan penderita dalam menjalani terapi adalah faktor utama dalam upaya pemberantasan TBC dari bumi Indonesia tercinta. Penderita yang tidak menjalani terapi sampai tuntas inilah yang menjadi sumber penularan bagi orang-orang disekitarnya. Peran serta segenap lapisan masyarakat sangat diperlukan untuk mencegah TBC pada bayi dan anak kita.
Diposkan oleh Unknown di 17:00
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest
Label: penyakit

No comments:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
Translate Company

Resent Post

Entri Populer

  • Beberapa Cara Mencegah Kehamilan Secara Cepat
    Mau Ceardo kasih tips nggak masalah kehamilan? tapi sahabat wanita , Ceardo juga nggak seberapa ngerti sih masalah ini cuma merangkum arti...
  • Cara Meditasi Zikir Pernafasan Di Dalam Islam
    Sahabat yang mau cari dan baca artikel tentag meditasi di sini tempatnya, Ceardo udah merangkum artikel yang telah ada biar kelihatan lebi...
  • Memperkuat Otot Kaki Dengan Olahraga
    Langsung aja deh sahabat di sini Ceardo telah merangkum artikel tentang bagaimana cara memperkuat otot kaki melalui olahraga . Pernah mel...
  • Beberapa Tips Simple Mengatasi Cedera Engkel / Keseleo
    Cedera engkel memang cukup mengganggu kesehatan dan membuat ruang gerak kita terbatasi, nah kali ini Ceardo akan memberikan beberapa tips...

Search This Blog

  • Latest News

Labels

  • IPA
  • obat tradisional
  • pola hidup baik
  • pola hidup sehat
  • resep kue
  • resep makanan
  • resep minuman

Blog Archive

  • August (4)
  • July (7)
  • June (3)
  • May (13)
  • April (30)
  • March (85)
  • February (194)
  • January (5)

Visitor

Powered by Blogger.