Penyakit maag dan penyakit jantung memang adalah dua penyakit yang berbeda, di sini Ceardo telah merangkum artikelnya untuk sahabat semua. Nyeri
pada dada memang banyak penyebabnya, mulai dari yang mengancam nyawa
seperti penyakit jantung hingga yang sederhana seperti sakit maag.
Mengapa sakit maag bisa menyerupai gejala penyakit jantung?
Pada
dasarnya sakit maag biasa dikeluhkan pada perut bagian atas (sering
disebut ulu hati), yang biasa muncul bila telat makan atau makan makanan
pedas. Untuk kondisi yang sederhana, keluhan akan membaik setelah
makan.
Namun,
sakit maag (dispepsia) yang berlangsung lama dan sering kambuh akan
menyebabkan luka pada permukaan lambung. Yang awalnya membaik setelah
makan, kini malah sakit setelah 10-15 menit makanan masuk. Pada luka
itulah yang rentan terjadi infeksi sehingga menimbulkan demam dan nyeri
perut berkepanjangan.
Masuk
ke tahap yang lebih berat, produksi asam lambung yang berlebihan dapat
menyebabkan kerusakan sfingter (katup) antara lambung dan kerongkongan.
Pada dasarnya, asam lambung dapat merusak sel-sel tubuh karena pH yang
sangat rendah. Namun khusus di lambung itu sendiri, sel-selnya dilapisi
oleh lapisan yang mampu menahan pH asam tersebut. Masalah pun terjadi
apabila asam lambung sudah naik (refluks) ke kerongkongan. Sel-sel di
kerongkongan akan cedera dan menimbulkan luka. Itulah yang disebut gastroesofageal reflux disease atau GERD.
GERD
sering dijumpai atau bahkan kita sendiri juga mengalaminya. Asam
lambung yang mencederai kerongkongan akan menimbulkan sensasi terbakar
di daerah dada tengah (heartburn).
Gejala penyerta yang sering menyertai ialah mual dan muntah. Bahkan
pada kasus yang lebih berat, pasien dapat muntah darah. Apabila Anda
sering merasa asam atau pahit di lidah (karena asam lambung), itu
artinya sudah terjadi refluks yang nantinya menjadi GERD.
Oleh
karena menimbulkan rasa nyeri dada, hampir semua pasien GERD pada
awalnya akan diperiksa rekam jantung untuk menyingkirkan adanya
kemungkinan penyakit jantung koroner (PJK). PJK bersifat emergensi dan
mengancam nyawa, berbeda dengan GERD.
Riwayat
sakit maag yang kronis dan sering kambuh, serta gaya hidup yang tidak
mendukung menjadi faktor risikonya. Gaya hidup yang dimaksud contohnya,
habis makan langsung berbaring, merokok, alkohol, konsumsi kafein (kopi
teh), minuman berkarbon (memicu asam), jus tomat dan jeruk, makanan
berlemak, makanan pedas, dan sebagainya.
Apa
bahaya GERD? Selain sensasi nyeri dan tidak nyaman, GERD dapat merusak
kerongkongan hingga terjadi luka dan kebocoran (perforasi). Selain itu,
GERD stadium lanjut juga berpotensi menjadi suatu kanker kerongkongan.
Pada beberapa pasien, refluks asam lambung yang juga masuk ke saluran
napas, dalam ukuran mikro namun sangat destruktif. Pasien akan
batuk-batuk kering, suara serak, hingga bronkitis dan kerusakan jaringan
paru.
Bila
ditarik dari ujung pangkalnya, GERD berasal dari sakit maag kronis yang
tak kunjung membaik; sering kali akibat tidak ada perubahan pola makan
dan tidak mengonsumsi obat. Padahal, sudah tak terhitung banyaknya orang
yang mengalami sakit maag, mungkin Anda salah satunya. Sayangi lambung
agar terhindar dari GERD!
No comments:
Post a Comment