Meditasi kini seakan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi kebanyakan orang, dengan bermeditasi kita bisa mengontrol jiwa sesuai kebutuhan kita. Dalam olah jiwa, meditasi adalah salah satu proses usaha untuk
meningkatkan pengembangan pribadi seseorang secara total. Tidaklah
semudah menyebutkannya, namun yang dapat dilakukan adalah memberi
gambaran berbagai pengalaman dari mereka yang melakukan meditasi,
berdasarkan pengalaman penulis bahwa meditasi dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Melihat ke dalam diri sendiri
2. Mengamati, refleksi kesadaran diri sendiri
3. Melepaskan diri dari pikiran atau perasaan yang berobah-obah,
membebaskan keinginan duniawi sehingga menemui jati dirinya yang murni
atau asli.
Tiga hal tersebut diatas baru awal masuk ke alam meditasi, karena
kelanjutan meditasi mengarah kepada sama sekali tidak lagi mempergunakan
panca indera ( termasuk pikiran dan perasaan ) terutama ke arah murni
mengalami kenyataan yang asli.
pengalaman meditasi akan berbeda pada setiap orang, karena pengalaman
dalam bermeditasi banyak dipengaruhi oleh latar belakang temperamen,
watak dan tingkat perkembangan spiritual, serta tujuan meditasi dengan
kulit atau baju kebudayaan orang yang sedang melaksanakan meditasi.
Secara umum orang yang melakukan meditasi yakin adanya alam lain
selain yang dapat dijangkau oleh panca indera biasa. Oleh karena itu
mungkin sekali lebih tepat jika cara-cara meditasi kita masukkan ke
golongan seni olah bathin dari pada ilmu olah bathin. Cara dan hasil
meditasi dari banyak pelaku olah batin dari berbagai agama besar maupun
perorangan dari berbagai bangsa, banyak menghasilkan kemiripan-kemiripan
yang hampir-hampir sama, tetapi lebih banyak mengandung perbedaan dari
pribadi ke pribadi orang lain. Oleh karena itu kita dapat menghakimi
hasil temuan orang yang bermeditasi, justru keabsahan meditasinya
tergantung kepada hasilnya, umpamanya orang yang bersangkutan menjadi
lebih bijaksana, lebih merasa dekat dengan Tuhan, merasa kesabarannya
bertambah, mengetahui kesatuan alam dengan dirinya dan lain-lainnya.
Keadaan hasil yang demikian, sering tidak hanya dirasakan oleh
dirinya sendiri, tetapi juga oleh orang-orang ( masyarakat ) di sekitar
diri orang tersebut karena tingkah-lakunya maupun ucapan-ucapannya serta
pengabdiannya kepada manusia lain yang membutuhkan bantuannya,
mencerminkan hasil meditasinya.
No comments:
Post a Comment