Saturday, 16 March 2013

Meditasi - dan apa sajakah manfaatnya

manfaat meditasi,manfaat meditasi,manfaat meditasi bagi kesehatan,manfaat meditasi dalam agama buddha,manfaat meditasi bagi pelajar,manfaat meditasi untuk kesehatan,manfaat meditasi vipassana,manfaat meditasi pernafasan,manfaat meditasi dalam islam,manfaat meditasi konsentrasi,manfaat meditasi kundaliniSebenernya sih ceardo nggak seberapa masalah meditasi, tapi kita coba lihat aja artikel yang udah di rangkum ceardo. Pada zaman sekarang meditasi banyak digunakan untuk mengurangi kecemasan, stress, dan depresi. Ketenangan jiwa yang diperoleh ketika bermeditasi dengan baik mampu meredakan dan memungkinkan seseorang berpikir jernih dalam pengambilan suatu keputusan. Meditasi merupakan pengalihan perhatian ketingkat pemikiran yang lebih dalam hingga masuk ke tingkat pemikiran yang paling dalam dan mencapai sumber pemikiran (T. Mattesion, 2006).
Meditasi mampu menurunkan tingkat rangsangan seseorang dan membawa suatu keadaan yang lebih tenang, baik secara psikologis maupun fisiologis (T. Mattesion, 2006). Dengan meditasi mampu menurunkan kecemasan, perasaan reaktif dan agresivitas (Hjelee,1974;Prabowo,2007).
Dengan meditasi ini akan terjadi reaksi pada individu yang mampu meningkatkan kesehatannya secara umum dengan mempelancar proses metabolisme tubuh, laju denyut jantung lebih teratur, peredaran darah  lancar, mengatasi berbagai macam penyakit, mendorong racun dan kotoran dari dalam tubuh keluar, menurunkan tingkat agretifitas dan perilaku-perilaku buruk dampak dari stress, menurunkan tingkat egosentris sehingga hubungan intra personal ataupun intra personal menjadi lancar, mengurangi kecemasan, pada anak-anak dapat meningkatkan intelegency meliputi karakter kognitif, matematis, logis serta karakter afektif, relational, kreatif dan emosional, pola pikir menjadi lebih matang, mempermudah dalam mengendalikan diri, meningkat kesejahteraan (Benson, 2000; R. Santoso, 2001).
Herbert Benson (dalam Iskandar, 2008) mengadakan riset klinis, dengan menemukan bahwa meditasi mampu menghambat efek negative dari system simpatis- yang menimbulkan sikap agresif pada manusia jika terancam. Penelitian yang lain yang dilakukan menunjukan bahwa kadar melantonin yang lebih tinggi diketemukan pada orang-orang yang rutin melakukan meditasi (Iskandar, 2008). Kadar melantonin ini bermanfaat untuk membuat orang menjadi lebih senang dan bila kekurangan dapat menyebabkan gangguan tidur. Selain hal diatas Benson mengatakan bahwa dengan meditasi ada pengurangan nyata dalam pemakaian oksigen yang merupakan ukuran utama dari kadar metabolism, pengurangan ini lebih besar daripada pengurangan oksigen setelah enam jam tidur. Konsentrasi arterial dari laktat (lactate) suatu zat kimiawi yang kadang-kadang ada korelasi dengan kecemasan, berkurang empat kali lebih cepat dengan bermeditasi daripada dengan istirahat biasa (dalam Mc.Quade, 1987)  Temuan serupa dalam kajian klinis juga dikemukakan Ranjie Stegh (dalam Iskandar, 2008) meditasi menstimulasi kelenjar pineal sehingga meningkatkan melantonin dari 7 hingga 1000 persen. Berbagai kutipan manfaat meditasi (dalam Sindhu,2009) antara lain
a.       Meditasi secara signifikan mengontrol tekanan darah menjadi lebih stabil, setara dengan penggunaan obat-obatan pengontrol darah dan tanpa efek samping penggunaan obat (Hypertention American health Asosiation Medical Journal)
b.      Sebanyak 75% penderita insomnia yang telah berlatih meditasi dan melakukan rileksasi dapat segera tidur 20 menit setelah berbaring ditempat tidur (Dr. Greeg Jacobs, psikolog Harvard)
c.       Meditasi meningkatkan asupan oksigen, menstabilkan detak jantung, pernafasan dan tekanan darah serta meningkatkan intensitas gelombang alfa, teta dan delta yang merupakan kebalikan dari perubahan fisiologis yang terjadi saat respon stress terjadi (Herbet Beanson, MD Havard Medical School)
d.      Terapi rileksasi terbukti efektif untuk meringankan rasa sakit. Teknik-teknik meditasi dengan merafal kata atau suara sambil memusatkan pikiran secara nyata dapat meringankan sakit pada punggung, persendian dan kepala (National Institude of Health, 1996)
e.       Ada penelitian yang dilakukan pada dua kelompok, meditator ditemukan bahwa mereka lebih tenang dan tidak mudah gelisah, lebih spontan, mandiri, percaya diri serta tidak takut mati dibandingkan dengan kelompok lainnya (Atlantic Monthly, mei 1991)
f.       Seorang psikiater yang menggunakan meditasi sebagai salah satu kombinasi terapi bagi wanita pengidap kanker payudara kronis menemukan bahwa perawatan semacam ini dapat memperpanjang usia mereka hingga 18 bulan dibandingkan dengan penderita lain yang tidak menerima perawatan sama (Stanford University Medical Center)
g.      Sebuah penelitian mengenai wanita-wanita dengan syndrome premenstruasi kronis menunjukan peningkatan perkembangan kesembuhan hingga 58% dari gejala yang mereka rasakan setelah menjalani terapi meditasi selama 5 bulan setiap harinya (Health Magazine, September 1995)
h.      Siswa sekolah menengah atas yang mempelajari teknik rileksasi lebih sering masuk sekolah dan memiliki tingkat yang rendah dikeluarkan dari sekolah (The Education Instiative, Mind/Body Medical Institude, Havard University, Mei 1996)
i.        Dalam penelitian terkini ditemukan bahwa 77% orang yang mengalami stress tingkat tinggi dapat menenangkan diri, juga menurunkan tekanan darah dan tingkat kolesterolnya hanya dengan cara berlatih teknik relaksasi (Health, Oktober 1994)
4.      Penggunaan Meditasi dalam Psikoterapi
Deatherage mengatakan meditasi sebagai formula pengobatan diri (sangat efisien untuk penggunaan waktu terapis dan karenanya cukup biaya-efektif) yang membantu pasien tahu proses mental mereka sendiri dan kesibukannya, mengembangkan "diri pengamat," dan mendapatkan kemampuan untuk membentuk atau mengontrol proses mental mereka (Bogart, 1991). Berbagai studi menunjukkan efektivitas dari meditasi mindfulness dimasukkan ke dalam terapi untuk nyeri, berbagai kanker, HIV, penyakit kardiovaskular, suasana hati, perinatal, dan stres, premen-strual sindrom, insomnia, kecemasan, depresi dan pengobatan mengatasi depresi, keinginan bunuh diri, dan batas personality patologi (Sanders, 2010).
Kutz, Borysenko, dan Benson menyatakan bahwa meditasi dapat menjadi primer untuk terapi; untuk mengamati dan mengkategorikan peristiwa mental memberikan wawasan tentang bagaimana skema mental yang diciptakan, sehingga menimbulkan rasa yang lebih besar tanggung jawab dan memungkinkan seseorang untuk melangkah keluar dari keterbatasan konseptual dan stereotip reaksi dan perilaku. Meditasi adalah suatu bentuk introspeksi mengejar luar sesi terapi, pasien yang membayar dengan waktu mereka sendiri, bukan waktu terapis. Jadi meditasi meningkatkan kualitas terapi dengan melibatkan pasien lebih mendalam dalam proses eksplorasi diri dan menyediakan materi berlimpah untuk eksplorasi dalam sesi terapi. Selain itu, terapi dan meditasi baik berasumsi bahwa nyeri pemahaman seseorang dan pertahanan terhadap hal itu dapat mengurangi penderitaan dan meningkatkan pertumbuhan psikologis.  Mereka berpendapat bahwa menggabungkan meditasi dan terapi adalah teknis kompatibel dan saling menguatkan (Bogart, 1991).
Dalam jurnal pendidikan psikologi (Prabowo, 2007) menyebutkan juga berbagai penelitian terapi meditasi yang digunakan untuk mengembangkan kualitas manusia yang diasosiasikan dengan peningkatan intelegensi (Tjoa,1972), peningkatan kinerja dan recall dalam bidang pendidikan (Abraham, 1972), kreativitas (MacCallum,1974), prestasi akademik (Coller,1973), dan belajar (Miskinan,2002), penerimaan diri (Broto,1994) dan mengurangi keluhan fisik (Subandi dan Utami, 1995).
Selain hal tersebut juga diketemukan orang-orang yang melaksanakan terapi meditasi, locus of controlnya lebih internal dan memiliki aktualisasi diri yang lebih tinggi (Hjelee,1977;Subandi,2002). Senada dengan Hjelee, Van de Berg dan Mulder (dalam Subandi, 2002) juga menemukan bahwa subyek yang melaksanakan meditasi menunjukan peningkatan harga diri (self esteem), kekuatan ego (ego strength), kepuasan (satisfaction), aktualisasi diri (self actualization) dan peningkatan gambaran diri (self image).
Shapiro (2006) Terdapat tiga hal yang sangat berperan bagaimana meditasi dapat berperan dalam mengatasi gejala fisik dan psikis antara lain:
a.       Intention, yaitu berkaitan dengan pentingnya penetapan tujuan melakukan meditasi. Menurut Kabat Zin (dalam Shapiro, 2006) suatu penentuan intention menjadikan sesuatu mungkin untuk dicapai tujuan akan mengingatkan seseorang akan maksudnya dalam melakukan meditasi. Dalam penelitian Shapiro hasil yang dicapai seseorang dalam melakukan meditasi berhubungan dengan tujuannya melakukan meditasi. Jika seseorang mempunyai tujuan untuk mampu mengelola dirinya maka dia akan mampu mengelola dirinya.
b.      Attention, yaitu yang berkaitan pengamatan terhadap peristiwa kekinian, pengalaman internal dan eksternal, dalam wilayah psikologi hal tersebut menjadi hal penting proses penyembuhan.
Attitude, berkaitan dengan cara dalam meditasi yaitu tanpa banyak melakukan evaluasi atau penilaian, penuh penerimaan, kebaikan, keterbukaan apapun yang terjadi adalah diluar keinginan seseorang.

No comments:

Post a Comment